HELP ME GOD



(INDRA HARSAPUTRA/THE JAKARTA POST)

Read More......

Anyasssss



Seorang ibu meniup mulut anaknya karena terlanjur memamah makanan yang panas pada Festival Jajanan Bango di Surabaya. (surya/dodo hawe)

Read More......

Sekiguchi Gomei: Peaceful way of the samurai



A sharp weapon shouldn't always be linked to violence, according to Sekiguchi Gomei, 63, a grandmaster iaijutsu, who, with his samurai sword, is actively campaigning for world peace.

In mid-April, Sekiguchi visited Sidoarjo in East Java to train students from the Komei Juku Shibucho institution of Indonesia. During his visit he also presented iaijutsu to dozens of students at one of the international schools in Surabaya.

Sekiguchi trained many students during his visit, including Angelina, 10, Alexander Rizki Maulana, 8, and Prince Muhammad Perdais, 7 -- three students of the Komei Juku Shibucho institution.

In Indonesia, the use of dangerous weapons, such as firearms, is tightly regulated: Only adults who have been trained to use the sharp samurai sword can obtain a license from the police.



To the three young students, Sekiguchi said: "You have to be trained with discipline and must not be arrogant. The samurai isn't there to hurt other people but to protect the weak. And always make sure you care about peace."

He learned these lessons during his own training: "Because of my arrogance, my hands and my feet were cut by the sword when I was training. That was a worthy lesson."

Sekiguchi started learning iaijutsu in high school. Before that, he studied goju ryu karate, kendo, kobudo and yawara. He is now soke (head) of the 21st Hayashizaki generation.

Iaijutsu differs from kendo or wushu: Iaijutsu is a source of samurai knowledge that teaches the practitioner how to handle the sword with fast actions and supple movements.

Iaijutsu was developed by Hayashizaki Jinsuke Shigenobu. It comes from the Japanese word "i", which means "become" or "sit". For its practitioners, iaijutsu is considered the art of living in harmony.



"I live only for the samurai sword. This has been bushido (the noble way) for me," Sekiguchi told The Jakarta Post.

The samurai believe Japan was created by the sword: A sword was dipped into the sea, and when it was raised, the drops of seawater that fell from it were transformed into the archipelago now known as Japan.

So when Japan embraced a policy of modernization, many attitudes were colored by the turbulent events driven by samurai.

One of these issues was raised by John Logan, who wrote the book adapted for the screen as The Last Samurai, which told the story of the struggle between Katsumoto (Ken Watanabe) and Captain Nathan Algren (Tom Cruise), the American commander who became a turncoat.

Katsumoto went to war against Japanese troops who had been influenced by the United States, to defend the way of the samurai and reject Western modernization.

Sekiguchi, however, gives a different interpretation of the meaning of the modern samurai struggle, which created a new image of the samurai in Japan.

"The samurai should not be in the service of an employer. He is a servant for world peace."



Sekiguchi laments that Japanese youth have forgotten the way of the samurai and prefer to wear Western dress rather than to dress like a samurai. But he hasn't chosen to combat this trend by raising arms as in the heroic story of The Last Samurai.

Sekiguchi finds it difficult to hide his sorrow at the erosion of samurai culture, which includes the disappearance of the ritual known as genpuku. This is an initiation ceremony for 13-year-old boys, who receive a wakizashi -- an adult name to become a samurai.

In response to these changes, Sekiguchi sought to influence the Japanese education curriculum to preserve the samurai culture for future generations. His efforts have been rewarded: The Japanese government now plans to include samurai lessons among its extracurricular activities at junior high and high schools.

"I'm not the only person who cares about the samurai. But I teach the younger generation to always remember the moral code that has underpinned Japan's rise from the destruction that followed the Hiroshima and Nagasaki bombs," he said.

Sekiguchi, who is also the president of the International Iaijutsu Association and president of the Japanese Association of Classical Martial Art Iaido, has visited 50 countries across Asia and Europe to teach iaijutsu to hundreds of students.

"Iaijutsu has taught me about respect, beauty and individual spirit. I have found freedom and peace through appreciating people as individuals, and other people," he said.

"Iaijutsu teaches us that though we differ one from another, we should not use those differences to build nationalism."

Sekiguchi told a story about one of his students called Jim, an American soldier who had fought in the Middle East.

While the war raged, Jim's emotions also raged: He couldn't stand to see the misery of the victims of the war. He longed for a peaceful life. To cure his anguish, he trained some people, including the children of Iraq war victims, in iaijutsu.

Besides training them in how to use the sword, Jim also taught the ideology of peace through iaijutsu.


"He keeps sending me letters which express the hope that peace can be created there. He is still training children who are victims in Iraq."

But Sekiguchi had little to say about the conflict in the Middle East, commenting only that it was political.

His single message is a simple one: "The wealth of a nation isn't measured by the quantity of its natural resources. If a nation wants to be rich, it should measure the worth of its moral values."

Read More......

PAMERAN FOTO DUA TAHUN LUMPUR PANAS

Pers release

Memperingati dua tahun lumpur panas di Porong Sidoarjo 29 Mei, Trisnadi Marjan pewarta foto Kantor Berita Amerika Associated Press menggelar Pameran Foto yang bertajuk Dua Tahun Penderitaan Korban Lumpur Panas di Perpustakaan Kota Malang, Jl. Simpang Lima Malang, 31 Mei sampai 6 Juni 2008.

Foto yang akan dipamerkan itu diambil sejak awal semburan, 29 Mei 2006 lalu hingga puncak peringatan dua tahun lumpur panas dengan acara istiqosah korban lumpur panas di tanggul penahan lumpur panas.

Jumlah karya seluruhnya berjumlah sekitar 40 karya foto, tiga diantaranya berukuran 180 cm x 1 meter. Foto ini dianggap oleh Trisnadi yang terbaik diantara karya yang lain. Ketiga foto tersebut menggambarkan dua orang ibu korban lumpur panas yang menangis dengan mulut yang ditutup oleh plester bertuliskan "Lapindo Menipu", gambar mesjid yang tenggelam dan aktifitas di pusat semburan lumpur panas.

Sedangkan sisa karya lainnya, dicetak dengan ukuran 30 cm x 40 cm. Sebagian besar karya banyak menceritakan bagaimana penderitaan serta perjuangan hidup korban lumpur panas dalam menuntut hak-haknya sebagai korban.

Beberapa karya lainnya bercerita tentang ide pemikiran dari seorang ahli dari Institut Tehnologi 10 November Surabaya, Ir. Djaja Laksana dengan bendungan bernoulli.

"Saya mengambil foto pose ahli tersebut dengan lukisan bendungan bernoulli karena ia
merupakan warga Jawa Timur yang aktif dengan pemikiran tehnologinya untuk mengatasi semburan lumpur panas yang membuat kerugian material dan immaterial bagi warga Jawa Timur, " kata Trisnadi.

"Ia ilmuwan murni yang bekerja demi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi tanpa
kepentingan politis, " katanya.

Kejujuran dan kepolosan Djaja seorang ilmuwan dan ahli itulah yang membuat Trisnadi
mengabadikannya sebagai "men of the year".

Sebagian besar hasil penjualan foto dalam pameran foto itu akan disumbangkan kepada
anak-anak korban lumpur panas di pengungsian Pasar Baru Porong Sidoarjo.

Demikian semoga bisa bermanfaat. Terima kasih sebesar-besarnya.


Contack Person

Trisnadi Marjan
081 - 331990 770 / 031-71 990 770

Read More......

Usaha Sampoerna Memberdayakan Masyarakat

Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna tidak hanya mendidik serta mendorong semangat usaha secara mandiri, tetapi juga mampu mengubah perilaku positif usahawan yang menjadi binaannya.

PPK Sampoerna yang didirikan diatas lahan seluas kurang lebih 10 Hektar di desa Gunting Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan Jawa Timur tersebut merupakan salah satu program Corporate Social Responbility (CSR) dari PT HM Sampoerna Tbk.



Empat tahun lalu, Kaiman (48) salah satu warga desa Bulukandang Kecamatan Prigen Pasuruan hanyalah seorang sopir angkutan umum dengan penghasilan tidak kurang dari Rp 600 ribu per bulannya. Namun kini, nasibnya telah berubah. Penghasilannya saat ini lebih dari Rp 10 juta per bulannya.

"Saya telah memiliki rumah dan mobil pribadi untuk usaha. Keluarga saya kini jauh lebih sejahtera dibandingkan dengan sebelumnya, " katanya kepada The Jakarta Post.

Kaiman mengaku kunci suksesnya tidak lain karena kuatnya keinginan untuk merubah nasib hidupnya.

Sekitar akhir tahun 2004 lalu, Kaiman mengikuti sebuah training kewirausahaan yang diadakan oleh Sampoerna di lokasi PPK yang hanya berjarak tidak kurang dari 10 kilometer dari desanya. Ia ikut kegiatan itu karena Sampoerna tidak memungut biaya kepada pesertanya.

Program yang diadakan selama dua hari itu, Kaiman banyak berdiskusi dengan trainer Sampoerna tentang cara memulai usaha baru. Ia pun mengusulkan puluhan ide rencana usaha yang akan dikerjakanya, tetapi hanya satu ide saja yang menurut trainer itu possible untuk dikerjakan di desa tempat Kaiman tinggal.

Di desa tempat tinggal Kaiman yang berpenduduk 3.983 jiwa itu banyak dijumpai unit industri pemotongan kayu gergajian. Sisa kayu gergajian tersebut ternyata bisa diolah kembali menjadi salah satu media perkembangbiakan budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

Kaiman pun mengikuti program tambahan budidaya jamur Tiram di Sampoerna. Ia mulai belajar membuat media tanam hingga proses pengembangbiakan jamur tersebut.

Akhirnya, awal tahun 2005, ia menyatakan berhenti dari pekerjaan lamanya dan memilih berkonsentrasi sebagai petani jamur tiram. Sampoerna pun membantu dalam segi permodalan, namun bukanlah berbentuk cash money melainkan berupa penyediaan bibit serta ratusan media tanam bagi jamur tiram.

"Saat itu saya hanya berpikir bahwa usaha jamur tiram harus berhasil karena tidak ada lagi pekerjaan lain yang saya punya. Siang dan malam saya mencoba dan terus mencoba, " katanya.

Selain membantu segi permodalan, Sampoerna juga menyediakan seorang pendamping yang membantu Kaiman menjalankan usahanya.

Usaha yang digeluti Kaiman benar-benar fantastis karena hanya berselang waktu enam bulan saja budidaya jamurnya telah berkembang. Kegemilangan usaha Kaiman pun akhirnya diadopsi oleh tetangga sekelilingnya.

Saat ini telah ada 30 orang yang berusaha di bidang yang sama. Seluruh usahawan itu pun kemudian dikumpulkan dalam satu kelompok usaha budidaya dan Kaiman didapuk menjadi koordinator kelompok itu.



Dalam kelompok jamur itu, seluruh usahawan secara rutin mengadakan pertemuan. Sampoerna terus melakukan pendampingan di kelompok itu. Selain pendampingan strategi marketing, seorang pendamping pun juga banyak memberikan konsultasi tentang masalah-masalah non bisnis.

"Selain usaha maju, saya juga telah berhenti dari kegemaran berjudi. Dulu memang desa ini terkenal dengan sebutan desa narapidana karena banyak penduduk desa yang tertanggap polisi karena tindakan kriminal dan perjudian, " katanya.

Kaiman mengatakan dari 12 karyawan yang bekerja di tempatnya, mayoritas merupakan bekas narapidana yang baru keluar dari penjara. Ketika ia kembali di desanya, Kaiman memperkerjakan mereka agar bisa mendapatkan penghasilan dan tidak lagi mencuri kendaraan bermotor hanya karena tidak bisa membeli makanan.

Kaiman berharap karyawan yang bekerja di tempatnya itu bisa membuka usaha serupa di lain tempat setelah mendapatkan pengetahuan tentang budidaya jamur darinya.

Boediono (43) juga merupakan petani jamur tiram binaan Sampoerna. Sebelum bertani, lelaki yang tinggal di desa Pendem Kota Batu Malang dulunya merupakan pengangguran.



Sama halnya dengan Kaiman, saat ini Boediono bersama dengan sembilan orang pengangguran lainnya di desanya juga berhasil membudidayakan jamur tiram setelah mengikuti training di PPK Sampoerna. Usaha Boediono dan rekan-rekannya itu bernama kelompok petani Maligus,--singkatan dari Makarti Amrih Lilaning Gusti yang artinya bekerja dengan senantiasa berdoa kepada Allah.

Usaha Boediono ini dikelola secara kelompok yang memulai usahanya sejak bulan November 2007. Mulai saat dibentuk hingga saat ini, dari penjualan media tanam, jamur mentah hingga jamur olahan, kelompok usaha ini telah memperoleh keuntungan Rp 40 juta.

"Keuntungan itu belum termasuk keuntungan yang telah dibagikan kepada sembilan anggota kelompok yang per bulannya mendapatkan Rp 1 juta per bulannya, " katanya.

Manager Community Development PT HM Sampoerna Tbk, Yustinus Harisetiawan mengatakan dari 700 kelompok usaha binaan Sampoerna yang tersebar di Jawa Timur memang tidak semua berhasil seperti yang dilakukan oleh kelompok Kaiman dan Boediono.

"Kami hanyalah berperan sebagai fasilitator dan keberhasilan terletak dari usaha masing-masing individu. Namun dalam program Comdev ini, perubahan perilaku masyarakat yang menjadi ukuran dari keberhasilan sebuah program, " katanya.

Saat ini Sampoerna, kata Yustinus, juga mencoba mengubah perilaku petani padi dengan System of Rice Intensification (SRI), sebuah tehnik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi hingga 100 persen dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, air, tanah dan unsur hara.



Metode SRI yang pertama kalinya ditemukan tahun 1983 di Madagascar oleh biarawan Yesuit asal Perancis FR Henri de Laulani tersebut terbukti mampu menghemat air untuk kepeluan irigasi dan ramah lingkungan karena menggunakan pupuk organik.

"Saat ini telah membina puluhan petani di Pasuruan untuk menerapkan metode itu. Kami melakukan training di PPK secara rutin, seperti dengan cara budidaya padi hingga pembuatan pupuk organik ramah lingkungan, " katanya.

Beberapa fasilitas yang ada di PPK Sampoerna itu meliputi Areal Pertanian Terpadu yang terdiri dari unit kandang sapi berkapasitas 12 ekor, unit kandang kambing berkapasitas 20 ekor, unit pembuatan pupuk organik dengan mesin pembuat kompos hingga bokasi dan silase, enam petak kolam ikan, lahan hortikultura seluas 4 hektar dari jenis tanaman sayur hingga tanaman hias, unit rumah kaca, dan unit pengolahan pangan dan hasil pertanian.

Selain itu, di PPK juga terdapat bengkel otomotif, dua ruang pelatihan berkapasitas 40 orang, Unit bisnis kecil dan pengembangan pasar, perpustakaan, asrama, pendopo dan fasilitas pendukung lainnya. (INDRA HARSAPUTRA)

Read More......

Goresan Hitam dan Putih Tato (ist)

Tato melambangkan sebuah kehidupan baik dan buruk. Di salah satu sisi kalangan profesional mencoba merubah image tato yang lekat dengan dunia kriminalitas, prostitusi dan narkoba. Namun di sisi lain, kaum preman dan pelaku prostitusi mempertahankan kekuasaannya melalui simbol tato.



Awal Mei lalu, tepatnya di Tunjungan Plaza Surabaya digelar Festival Tato. Meskipun 'pesta' yang diadakan oleh komunitas tato untuk para penggemar tato ini bukanlah yang pertama diselenggarakan, namun acara kali ini jauh lebih banyak menyedot animo masyarakat. Selain menyuguhkan adegan atraktif penuh tantangan, dimana tubuh kekar Libhed Ronald Kayado (33), owner The Big Bodyguard ditato oleh 15 seniman tato dalam waktu yang bersamaan. Pihak penyelenggara juga memberikan potongan hingga 50 persen harga tato yang biasanya dipatok seharga Rp 250 ribu sampai Rp 3 juta.



"Selain penggemar tato lama, juga banyak penggemar tato baru yang ingin tubuhnya di tato secara permanen, " kata Ketua Komunitas Tato di Surabaya, Yoshua Jimmy kepada The Jakarta Post.

Ia mengatakan dalam festival kali ini, jumlah pemesan tato rata-rata berjumlah 20 orang dalam sehari. Ini jauh berbeda dengan festival tahun lalu, paling banyak 10 orang per harinya.



"Tato semakin banyak digemari. Bahkan ternyata hampir 70 persen pemesan tato itu berasal dari kaum perempuan, " kata Ketua Komunitas Tato di Surabaya, Yoshua Jimmy kepada The Jakarta Post.

Siskalia (19), salah satu perempuan yang bekerja sebagai frontliner dealer Telkomsel, misalnya, ia bukanlah penggemar baru seni tato. Ia ikut larut dalam antrian pemesan.



"Anda boleh memotret tato di bagian dada saya, tetapi tolong jangan perlihatkan muka saya, " katanya.

Siska,--demikian panggilan akrabnya--, mengaku tato bisa menambah keindahan bagi tubuhnya. Ia merasa lebih seksi dengan tato bergambar motif bunga.

Selain di bagian dada, Siska yang mengaku menggemari tato sejak berusia 16 tahun itu, juga mempunyai tato di bagian lengan tangan kanan, punggung dan bagian pangkal paha.

"Anda boleh memotret tato di bagian dada saya, tetapi tolong jangan perlihatkan muka saya, " katanya.

Siska,--demikian panggilan akrabnya--, mengaku tato bisa menambah keindahan bagi tubuhnya. Ia merasa lebih seksi dengan tato bergambar motif bunga.

Selain di bagian dada, Siska yang mengaku menggemari tato sejak berusia 16 tahun itu, juga mempunyai tato di bagian lengan tangan kanan, punggung dan bagian pangkal paha.



Tidaklah mudah bagi Siska untuk menyakinkan keluarganya untuk menerima tato sebagai bagian dari gaya hidup. Orang tuanya sempat protes keras terhadapnya, namun dengan pendekatan yang intens saat ini kedua orang tuanya menyetujui tato-tato Siska dengan catatan tidak diperlihatkan di depan umum.



"Anda tahu kan, image perempuan bertato itu lekat dengan dunia prostitusi dan narkoba, " katanya.

Diakui atau tidak, demikian pandangan sebagian orang Indonesia terhadap tato. Padahal image tersebut tidaklah benar seratus persen, sebab tidak semua Pekerja Seks Komersial (PSK) di Surabaya itu bertato.

Juga tidak dapat dipungkiri beberapa diantara mereka memang bertato.

"Bagi saya, tato merupakan alat memunculkan gairah seksual. Banyak pelanggan saya yang suka dengan tato ini, " kata Erni, salah satu PSK yang sering mangkal di salah satu hotel berbintang di Surabaya.



Erni yang masih tercatat berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya itu mengaku mempunyai dua tato di bagian payudaranya dan pangkal paha.

Untuk menghindari miss image itu, banyak perempuan serta orang tua yang memilih menghindari tato. Antok (44), misalnya, wartawan senior sebuah harian di Jakarta yang tangan kanannya bertato sejak remaja tegas melarang putrinya untuk ditato.

"Indonesia berbeda dengan di Eropa atau Amerika. Di sini nilai dan norma masih dipegang teguh oleh masyarakat. Saya tidak mau justru anak perempuan saya dikucilkan dari masyarakat, " kata Antok.

Sebagian besar artis juga menganggap seni tato menjadi salah satu bagian dari ekspresi diri. Artis perempuan mancanegara seperti Pamela Anderson sering memamerkan tato dalam setiap pose seksinya di media massa. Meskipun saat ini, Pamela berusaha menghilangkan seluruh tato di tubuhnya karena tato di atas kulit keriput tuanya membuat ia tidak lagi percaya diri. Gara-gara tato itu pula Pamela tertular hepatitis C saat membuat tato bersama mantan suaminya Tommy Lee.

Di Indonesia, sebagian artis perempuan juga bertato, namun memilih menghindari gaya Pamela yang gemar berpose dengan tubuh bertato itu. Sebut saja Ayu Azhari, Becky Tumewu, Karenina, Cut Keke yang lebih banyak menutup tato di tubuhnya.



Selain karena pencitraan yang salah di mata masyarakat, tato dipandang sebagian kaum agamis bertentangan dengan nilai-nilai agama. Pandangan ini pun juga berlaku di di negara Saudi Arabia yang saat ini sebagian kaum muda di negara kaya minyak itu gemar akan tato.

Islam dan Nasrani menyatakan tato itu haram hukumnya.

Dalam fatwa Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-'Abbad dalam Pelajaran Sunan Abi Dawud Kitab Az-Zinah, Bab La’nul wasyimah wal mustausyimah, 8/572 menyebutkan Tato itu haram dan bertambah keharamannya ketika seseorang menggambar sesuatu yang haram seperti hewan-hewan.



"Barangsiapa melakukannya lalu tahu hukumnya hendaknya beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan jika bisa menghilangkannya tanpa menimbulkan mudarat maka semestinya itu dihilangkan, " demikian bunyi fatwa itu.

Dalam surat An-Nisa 119 juga menyebutkan ".........aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.”

Makna mengubah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, menurut seorang tabi’in Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu dalam Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari, 4/285, Tafsir Ibnu Katsir, 1/569 adalah dengan mentato tubuh.

Sedangkan dalam ajaran Nasrani disebutkan dalam Imamat 19 : 28, "Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah TUHAN”



Selanjutnya disebut pula “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31).

Pemimpin Vihara Berkah Utama Surabaya, Bhikkhu Teja Punno Thera mengatakan dalam ajaran Buddha, tidak pernah melarang maupun menganjurkan mentato tubuh. Memang, banyak Bhikkhu di Thailand yang bertato, namun mereka mentato tubuh mereka jauh sebelum mereka menjadi bhikkhu.

"Tato bukanlah sebagai fashion di sana. Dalam masyarakat di Thailand memang percaya tato bisa mengusir roh jahat, " katanya kepada The Jakarta Post.

Meskipun tegas diharamkan, toh tetap saja perempuan penggemar tato di Indonesia tetap banyak, tidak sebatas umur dan salah satu profesi aja.

"Tato merupakan keindahan, dan bagi saya hubungan dengan Tuhan merupakan tanggung jawab pribadi saya dengan Sang Pencipta. Sama halnya dengan pertanyaan apakah semua perempuan berjilbab nantinya dapat masuk surga?", kata Merry, salah satu manager keuangan di perusahaan kontraktor di Surabaya yang di beberapa bagian tubuhnya telah ditato.


Pria lebih Terbuka

Dibandingkan dengan perempuan, lelaki lebih leluasa dengan tatonya. Ini karena tubuh lelaki tidak seperti tubuh perempuan yang dipandang kaum agamais memeliki aurat yang tidak boleh diperlihatkan.



Arief Julianto (38), petugas security Sahid Hotel Surabaya mungkin salah satu atau bahkan satu-satunya petugas keamanan di Surabaya yang selalu menampakkan tatonya ketika bertugas.

Dua tato, di bagian kaki dan punggung tertutupi pakaian dinasnya, tetapi tato di bagian tangannya tidak bisa Arief sembunyikan dari penglihatan orang.

"Tato ini bukanlah untuk memamerkan keperkasaan ataupun kegarangan seorang petugas keamanan, melainkan ini menjadi bagian dari aksesori fashion layaknya sebuah perhiasan, " kata Arief sambil memamerkan tindik di bagian lidahnya.

Arief yang mentato bagian punggungnya saat ia duduk di bangku SMA di seniman tato Surabaya tahun sekitar 1990 dan bagian kaki kiri sehari sebelum Bom Bali II tahun 2005 pada seniman tato Bali itu mengaku pimpinan tempat ia bekerja tidak mempermasalahkan jika ia menampakkan tatonya ketika bekerja.



"Memang dulunya pimpinan saya itu gerah dengan tato milik saya dan ia menanyakan alasan tato ini. Tetapi saya berhasil menyakinkannya bahwa kualitas seseorang bukanlah dilihat dari tato melainkan otaknya, " katanya.

Arief teringat peristiwa kelam dunia tato, di tahun 1980-an saat terjadi peristiwa pembunuhan misterius terhadap ribuan orang gali (penjahat kambuhan) di berbagai kota di Indonesia. Mereka yang menjadi korban petrus mayoritas memiliki tato.

Soeharto (mantan presiden) dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (PT. Citra Lamtorogung Persada, Jakarta, 1989), mengatakan bahwa petrus (penembakan misterius) itu memang sengaja dilakukan sebagai treatment, tindakan tegas terhadap orang-orang jahat yang suka mengganggu ketentraman masyarakat.

"Saya tidak dapat memungkiri bahwa sampai saat ini banyak pelaku kriminal yang bertato. Tetapi saya bukanlah pelaku kriminal. Saya hanya ingin orang melihat bahwa tato tidak selamanya milik orang jahat, " katanya.



Beberapa mantan narapidana menuturkan sebagian besar pelaku kriminal kambuhan atau sering keluar masuk penjara itu bertato. Bagi mereka tato merupakan simbol atau tanda dari kelompok mereka. Sebuah kelompok itu bisa saja terbentuk di dalam penjara, dan sebagai tanda 'peresmian' akan kelompok itu, mereka yang menjadi anggota ditato secara bergantian di dalam sel penjara.

Beberapa sumber di kepolisian juga mengatakan tato bisa digunakan polisi untuk mengindentifikasi seseorang yang menjadi pelaku kriminalitas atau korban pembunuhan. Polisi juga mempunyai daftar kelompok tertentu dengan gambar tato yang khusus pula.

Kelompok musik pendatang baru, Blingsatan yang terdiri dari tiga personil laki-laki yang dalam album kedua mereka banyak menonjolkan berbagai ragam bentuk seni tato. Mereka secara terang-terangan mempromosikan tato sebagai gaya hidup anak band yang cinta damai dan jauh dari tindakan kriminalitas.

Begitu pula dengan rocker, vokalis grup musik Boomerang Roy Jeconiah selalu menunjukkan tatonya dalam setiap konser musiknya menunjukkan identitas bahwa tato juga milik penggemar musik rock yang jauh dari dunia narkoba.

Beberapa penelitian psikologi tentang fenomena tato menyebutkan bahwa pengguna tato dengan konsep diri negative mempunyai sikap sangat peka terhadap kritik, mudah tersinggung, mudah marah, cenderung mencela, mengeluh atau meremehkan apapun dan siapapun, hiperkritis, pesimistik, dan sulit bergaul dengan orang lain karena ia menganggap orang lain itu musuh yang tidak bisa menerima dirinya.

Sedangkan pengguna tato dengan konsep diri positif mempunyai sikap mencoba mengatasi masalah dengan tato yang ada di tubuhnya, merasa setara dengan anggota masyarakat yang lain karena tato di tubuhnya bukanlah alasan merasa diri lebih rendah dari anggota masyarakat yang lain, dan mampu menghargai perbedaan. (Naskah dan foto by Indra Harsaputra)

Read More......

Gaji Kecil, Waspada Tumor Otak

Bekerja merupakan hal yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa mendapatkan gaji yang cukup dan sesuai untuk mencukupi kebutuhan hidup. Bagaimana bila tidak cukup?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Michigan, AS, ada kaitan antara sedikitnya uang yang didapat dengan risiko terkena tumor otak. Jadi Anda yang bergaji rendah harus lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan kalau tidak mau terkena tumor otak.



Penelitian yangg dipimpin oleh dr Paula Sherwood ini dilakukan terhadap mereka yang terdiagnosa tumor otak di Michigan pada 1996-1997. Selain itu juga terhadap orang-orang yang berusia antara 25-84 tahun.

Hasilnya, sebanyak 8,1% dari 100.000 orang menderita tumor otak. Penelitian ini dimuat dalam Jurnal Neurologi, baru-baru ini.

Laki-laki yang menerima tunjangan kesehatan rakyat miskin dan berusia di bawah 44, berisiko terkena tumor otak empat kali lebih besar ketimbang mereka yang berusia sama dari kalangan berada.

Sedangkan perempuan penerima tunjangan kesehatan di bawah usia 44 berisiko kanker otak dua kali lebih tinggi dibanding yang tidak menerima tunjangan sama.

"Kemiskinan dapat mempercepat terjangkitnya tumor otak di antara mereka yang berisiko secara biologis," dr Sherwood memaparkan kesimpulannya.

Berbagai studi menunjukkan bahwa risiko kanker otak kemungkinan terkait dengan peningkatan pendapatan pada mereka yang hidupnya berada.



Tumor otak merupakan penyakit yang paling ditakuti manusia, sebab otak merupakan organ yang sangat penting bagi kehidupan. Faktanya, manusia berbeda dari makhluk hidup lain karena fungsi otaknya.

Hingga kini, tumor otak merupakan jenis penyakit yang belum dapat diatasi sepenuhnya oleh ilmu pengetahuan kedokteran, terutama bila jenisnya ganas.

Namun demikian, diagnosis tumor otak tidak selalu berarti vonis kematian bagi penderitanya. Teknik diagnosa dan pengobatan dalam ilmu kedokteran akan terus berkembang serta disempurnakan. Maka harapan para penderitanya pun semakin meningkat. (AP/Beritajatim.com)

Read More......