Ratusan ibu-ibu warga Desa Besuki Timur, Kecamatan Porong Sidoarjo melakukan aksi unjuk rasa dengan memblokir truk pengangkut material proyek penanggulan lumpur panas di bekas jalan tol exit Porong, Sabtu (02/3). Aksi warga ini dipicu karena wilayahnya tidak masuk daerah korban luapan lumpur panas yang didanai APBNP sebesar Rp 700 miliar. (JP/INDRA HARSAPUTRA)
Women Mudflow Victims
Fireflow
Semburan api setinggi 4 meter muncul di sebuah bekas rumah makan di desa Jatirejo Kecamatan Porong Sidoarjo ,Selasa (26/2). Semburan api yang muncul di tepat lokasi yang dulu terjadi semburan air itu akhirnya padam, meskipun demikian Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo tetap waspada sebab dari 86 titik semburan gas yang ditemukan dalam radius 2 kilometer dari pusat semburan lumpur panas berpotensi terbakar. (JP/Indra Harsaputra)
lumba-lumba terdampar
Setelah beberapa kali ditemukan ikan hiu terdampar, kini dua ekor lumba-lumba dengan panjang sekitar 5 meter ditemukan nelayan di pantai Kenjeran Surabaya, Jumat (15/2). Buruknya ekosistem pantai akibat pencemaran air dan pendangkalan pantai diduga menjadi salah satu penyebab terdamparnya ikan lumba-lumba tersebut. (Indra Harsaputra)
Capeknya Hidup Di Tengah Semburan Lumpur
Sejumlah korban lumpur panas asal desa Besuki Kacamatan Jabon Sidoarjo sedang mengevakuasi beberapa barang berharga setelah rumah mereka terendam air bercampur lumpur setinggi kurang lebih 1 meter akibat jebolnya tanggul penahan lumpur panas untuk kedua kalinya setelah kejadian Minggu malam lalu, Rabu (13/2). Saat ini, warga desa Besuki yang wilayahnya diluar peta terdampak seperti yang ditetapkan dalam Perpres nomor 14 tahun 2007 tengah berjuang agar mendapatkan ganti rugi dari Lapindo Brantas Inc sama seperti 10.277 KK korban lumpur lainnya. BAWAH : Susana di tenda pengungsian. (INDRA HARSAPUTRA)
Subscribe to:
Posts (Atom)
