Pertengahan 2008, Warga Kota Surabaya Wajib Memiliki E-mail

Indra Harsaputra
Surabaya

Pertengahan tahun 2008, 1,8 juta penduduk kota Surabaya yang berumur 17 tahun keatas wajib memiliki alamat e-mail sebagai syarat utama memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Syarat ini merupakan ambisi pemerintah Kota Surabaya menjadikan kota Pahlawan sebagai kota multimedia pertama di Indonesia.

Walikota Surabaya, Bambang Dwi Hartono mengatakan pencantuman e-mail di KTP itu bertujuan untuk mempermudah pendataan masyarakat mengingat dari total penduduk Surabaya yang wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk itu, 90 persen telah memiliki KTP dan sisanya belum mempunyai KTP.


"Penerapan kebijakan baru itu sudah ada di depan mata dan saat ini sedang dipersiapkan oleh Badan Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi kota Surabaya dengan matang. Diharapkan nantinya akan mempermudah pendataan bagi penduduk, " katanya usai penandatanganan nota kesepahaman pengembangan Surabaya menjadi Multimedia City dengan Telkom Divre V di Balai Kota Surabaya Jalan Walikota Mustajab beberapa hari lalu.

Bambang mengatakan bila seluruh warga kota telah mencantumkan email maka juga akan mempermudah kinerja pemerintah untuk memberikan informasi kepada masyarakat, misalnya jika terjadi ancaman bencana alam ataupun persoalan banjir di kota.

"Selain itu, masyarakat juga bisa melakukan kritik dan saran kepada pemerintah dengan mengirim e-mail tersebut, " katanya.

Bahkan, lanjut Bambang, pemerintah juga sedang berencana membuat KTP yang dapat dipakai bertransaksi layaknya kartu ATM.

Bambang menambahkan dengan memanfaatkan internet, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menekan laju kemiskinan di kota Surabaya. Masyarakat miskin dapat diajarkan internet dan menggunakan internet sebagai sarana mengembangkan usahanya.

Kepala Badan Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi kota Surabaya, Najib Usman mengatakan meskipun diwajibkan tetapi dalam pelaksanaannya nanti pada pertengahan tahun 2008, hanyalah penduduk Surabaya saja yang memiliki email saja yang dapat mengisinya di KTP, sedangkan yang belum bisa berinternet akan diajarkan cara berinternet sampai mampu membuat e-mail dan mengoperasikan internet.

"Kita harapkan semua warga kota Surabaya, baik itu yang miskin ataupun yang kaya melek internet. Pemerintah juga akan memberikan subsidi pembiayaan internet apabila kontrak uji coba hotspot gratis dari Telkom habis. Dengan subsidi itu warga kota tetap bisa memanfaatkan internet dengan biaya murah, " katanya.

Najib yakin program ini bisa berjalan dengan lancar. Seperti halnya dengan handphone, dimana saat ini segala jenis lapisan masyarakat telah memiliki. Berbeda dengan 5 tahun lalu dimana handphone merupakan barang mahal dan mewah.

Di Surabaya, bagi yang ingin berselancar di dunia maya di Surabaya, tidak usah kuatir, sebnab saat ini pemerintah Kota Surabaya telah memasang jaringan Wi-Fi (internet tanpa kabel) di beberapa sudut penjuru kota, diantaranya Taman Bungkul di Jalan Darmo Surabaya dan Taman Prestasi di daerah Ngagel Surabaya.

Di tempat yang telah terpasang Wi-Fi itu pengguna internet dapat memanfaatkan tanpa dipungut biaya, karena PT Telkom sebagai penyedia jasa layanan internet telah menggratiskannya selama masa uji coba sampai Maret tahun 2008 mendatang.

Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh yang juga mantan Rektor Institut Tehnologi 10 November Surabaya mengatakan saat ini sebanyak 33 areal hotspot atau jaringan Wi-Fi telah terpasang di setiap alun-alun kota di seluruh kota di Jatim.

Pemanfaatannya pun secara gratis sebagai bentuk dari program corporate social responbility (CSR) dari perusahaan. Pemasangan hotspot itu dilakukan sejak NOvember 2007 oleh PT Telkom.

"Diharapkan tahun 2008 nanti seluruh masyarakat Jatim akan melek internet dan diharapkan pula tahun 2008 Jatim akan menjadi kota multimedia e-province pertama di Indonesia, " kata Nuh.

Kepala Pusat Studi Bencana Institut Tehnologi 10 November Surabaya (ITS), Amien Widodo mengatakan penggunaan internet diharapkan bisa menjadi pengetahuan masyarakat di daerah rawan bencana alam, seperti tsunami dan gunung meletus.

"Saat ini kami sedang mengembangkan program yang dapat menyebarkan informasi tentang ancaman bencana alam kepada masyarakat. Program ini bisa disebarkan melalui e-mail ataupun melalui sms, " katanya.

Untuk memberdayakan masyarakat dalam menggunakan internet, saat ini terdapat multimedia training center, semacam ruang kelas yang memberikan pengajaran penggunaan internet secara gratis kepada masyarakat miskin.

Salah satunya di Bojonegoro yang didirikan oleh perusahaan penyedia hardware dan sofware Microsof. Di tempat itu, banyak masyarakat yang berhasil mengembangkan produk pertanian dan meningkat derajat hidupnya setelah mampu menggunakan internet sebagai salah satu media pencari informasi.

Sedangkan di Surabaya juga terdapat tempat serupa yang terletak di kawasan perumahan Rungkut Surabaya.

Meskipun demikian, realisasi program e-province tetap saja terkendala oleh tingkat pengetahuan maupun kesadaran masyarakat dalam mengakses internet, khususnya masyarakat miskin yang banyak menggunakan waktunya untuk mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Apalagi jika masa uji coba gratis usai, mereka harus mengeluarkan uang untuk mengakses internet.

Hambatan lain adalah faktor keamanan jika harus mengakses internet di taman kota.

"Saat ini saya belum berani mengakses internet gratis di taman kota pasalnya belum ada jaminan keamanan dengan komputer jinjing (laptop) milik saya. Bisa saja di taman itu, laptop saya dirampas pencuri, " kata Windy, salah satu staff IT Programmer di perusahaan IT yang bekerja sama dengan PLN.

Selain menyediakan perangkat lunak dan keras untuk mendukung program itu, kata Windy, pemerintah juga sebaiknya menyediakan perangkat hukum bagi pelaku kejahatan di dunia maya. Bukannya tidak mungkin dengan tehnologi internet akan memunculkan kejahatan baru di Indonesia.

"Tetapi langkah pemerintah mewujudkan kota Surabaya sebagai kota multimedia sangatlah tepat sebagai upaya mendorong masyarakat Indonesia menuju masyarakat informasi, " kata alumni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya ini.


0 comments: