Tokoh Muslim Indonesia Berhasil Membawa Perdamaian di Timur Tengah

Indra Harsaputra
The Jakarta Post/Surabaya

Lima tokoh Muslim di Indonesia telah berhasil membawa kelompok yang bertikai di Timur Tengah untuk sepakat berdamai. Mereka sepakat akan menggelar pertemuan antar kelompok yang bertikai itu dalam satu meja perundingan damai.
Rencana perdamaian kelompok yang bertikai itu terjadi setelah lima tokoh Muslim di Indonesia yang ditunjuk langsung oleh Holland Taylor, Direktur Yayasan LibForAll, berangkat menjalankan misi perdamaian selama 6 hari di Israel, mulai tanggal 3 November sampai 8 November 2007.

Yayasan LibForAll merupakan sebuah Yayasan Nirlaba untuk perdamaian di dunia yang salah satu penggagasnya adalah mantan Presiden Abdurrahman "Gus Dur" Wahid.
Abdul A'la, staff pengajar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya yang juga satu dari lima tokoh Muslim yang berangkat mengatakan keberangkatan kelima tokoh itu atas nama pribadi, dan bukan atas nama organisasi keagaamaan. Dari kelima tokoh yang empat diantaranya berasal dari akademisi dan satu dari kalangan salah satu Departemen.


Kelima tokoh berasal dari dua asal Jatim, 1 dari Yogyakarta, 1 dari Jakarta dan satu lagi dari Makassar.
"Sebenarnya ada enam orang, tetapi satu tokoh dari Jawa Timur menyatakan menolak ikut karena belum siap. Saya menafsirkan ketidaksiapan itu karena takut dengan stigma negative bagi umat Muslim yang berkunjung ke negara Israel, " katanya kepada The Jakarta Post, Senin (10/12).
"Demikian pula dengan empat lainnya yang berangkat. Mereka enggan membuka diri telah berkunjung ke Israel karena takut dikecam oleh kelompok ekstrimis Indonesia sebagai agen zionis, " katanya.
"Tetapi saya berani karena misinya adalah suci demi perdamaian dunia dan manusia dan lepas dari kepentingan politik manapun, " lanjutnya.
Abdul memberikan contoh, satu tokoh yang berangkat ke Israel misalnya, sebelum berangkat sudah mendapatkan penolakan dari organisasi. Tetapi ia bertekad untuk berangkat dengan catatan identitasnya dirahasiakan begitu kembali di Indonesia karena kuatir akan kecaman kelompok ekstimis itu.
"Kelompok ekstrimis yang gemar men-justifikasi inilah yang menjadi problem kita. Padahal seharusnya Indonesia mempunyai peranan besar untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah, " kata Abdul.
"Ini mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas beragama Muslim, " katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menekankan perlunya peningkatan keterlibatan umat Islam dan negara-negara berpenduduk muslim dalam menyelesaikan masalah konflik di Timur Tengah. Statment Presiden itu disampaikan saat menerima kunjungan Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Gholam Ali Haddad Adel di Kantor Kepresiden Jakarta, (16/2).

Kelompok ekstrimis ini, kata Abdul, jumlahnya memang sangat sedikit. Namun, kekuatannya sangat nyata dibandingkan kelompok perdamaian. Abdul enggan menyebut siapa saja yang termasuk dalam kelompok ekstrimis ini.
Dalam kunjungannya di Israel, kelima tokoh Muslim di Indonesia telah bertemu dengan tokoh-tokoh agama di Israel, diantaranya Tokoh Muslim Palestina Mohammed Sulaiman Dajani, Tokoh Yahudi Rabbi Tzfaniah Drori, dan tokoh dari the Evanj Lutheran Church in Jordan and Holy Land Bishop Munib A. Younan.
"Kami berdialog secara mendalam dan dalam suasana hangat. Pada intinya mereka rindu perdamaian. Tetapi sayang ada kekuatan politik yang mengganjal mereka. Tetapi setelah kunjungan kami, mereka sepakat akan menggelar perundingan damai secara bersama, " katanya.

Kelima tokoh Muslim Indonesia juga berbincang soal upaya perdamaian dari kelompok yang bertikai kepada Presiden Israel Shimon Peres selama 1 jam di Istana Kepresidenan di Jerusalem.
"Kami juga mengklarifikasi kepada media massa di Jerusalem soal statment Gus Dur kepada Hamas. Kami sampaikan bahwa Gus Dur tidak pernah mengecam Hamas, melainkan ia mengecam kelompok ekstrimis di Timur Tengah yang menghambat proses perdamaian, " kata Abdul.

Ia mengatakan dalam waktu dekat ini, kelima tokoh tersebut bersama dengan LibForAll akan mengeluarkan rekomendasi kepada negara Indonesia dan dunia akan upaya perdamaian di Timur Tengah, termasuk langkah-langkah yang perlu dilakukan Indonesia dalam menjalankan misi perdamaian di Timur Tengah.

0 comments: